15/02/09

Generasi Muda dan Tradisi Kebenaran Objektif

Oleh : Asrul Azis Sigalingging

Perjuangan pergerakan generasi muda bangsa memiliki ruang dan konteks yang saling berbeda, namun memiliki itikad dan tujuan yang sama untuk menata kembali hal-hal yang menyimpang terhadap kelangsungan hidup rakyat. Generasi muda atau mahasiswa dalam lingkup akademi pergerakan kampus merupakan bagian yang tak terelakan dari sejarah pergulatan bangsa Indonesia. Perbedaan ruang dan konteks pergerakan tersebut terletak pada agenda tuntutan yang menjadi tema gerakan tersebut. Angkatan 1982 dihadapkan pada tuntutan kemerdekaan nasional, melawan tirani, imperalis, dan kolonialisme Belanda, serta tuntutan menggagas dasar filosofis kebangsaan. Hampir semua pemuda angkatan 1928 atau tepatnya era 1920 an adalah insan yang produktif, baik dalam ranah pemikiran maupun pergerakan. Selanjutnya pasca angkatan 1928 ditemui bahwa gerakan mahasiswa mulai menggeliat kembali setelah ditabuhnya demokrasi terpimpin oleh Soekarno yang mendaulat dirinya sebagai pemimpin besar revolusioner dan presiden seumur hidup. Pasca Soekarno, angkatan 1998 mengangkat reformasi sebagai agenda tuntutan atas sikap diktatorisme Soeharto melalui orde baru yang membajak identitas kebangsaan. Oleh Soeharto identitas kebangsaan berhasil diperalat untuk melegitimasi kekuasaan politik untuk dimanfaatkan sebagai alat hegemoni dan dominasi kekuasaan hingga amat mustahil mengharapkan sebuah tata kebangsaan yang memiliki identitas kebangsaan satu, bangsa yang gandrung keadilan, bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan, dan berbahasa satu, bahasa kebenaran, bahasa tanpa kemunafikan. Di sisi lain mahasiswa di masa orba juga dihadapkan pada tantangan seperti yang dihadapi pemuda pasca Soekarno, pemuda mahasiswa dimasa orde baru juga dihadapkan pada kekuasaan diktatoris dan otoriter penguasa orde baru seperti kebijakan politik melalui fusi kepartaian yang membelenggu partisipasi politik, sentralisasi kekuasaan yang memandulkan partisipasi politik di tingkat local dan menyuburnya praktek feodalis melalui penghambaan kepada atasan. Awal keberhasilan reformasi ditandai dengan mundurnya Soeharto pada tanggal 21 mei 1998 yang kemudian disusul dengan dilantiknya wakil presiden B.J Habibie sebagai presiden. Reformasi menjadi solusi kritis konstruktif atas dosa politik orde baru. Tindakan yang diambil baik oleh angkatan1928 dan generasi muda selanjutnya merupakan wujud cerminan komitmen moral yakni pada suatu tradisi kebenaran objektif. .


Kebenaran objektif adalah titk balik pandang manusia terhadap permasalahan yang dihadapinya menyangkut tanggung jawab terhadap rakyat, bangsa, dan negaranya. Pasca gerakan reformasi, gerakan mahasiswa tidak lagi dihadapkan pada kekuasaan otoriter melainkan dihadapkan pada permasalahan sosial kemasyarakatan yang sangat mendasar. Keadaan ini juga membawa masyarakat indonesia pada lemahnya kesadaran dan kepekaan sosial masyarakat, khususnya generasi muda. Menguatnya Tirani Kapitalistik yang diperagakan melalui budaya konsumtif dan hedonis justru menjauhkan generasi muda pada pudarnya identitas kebangsaan dalam bingkai nasionalisme dan lunturnya rasa kebersamaan (Ukhuwah) dan nilai-nilai luhur serta rasa sosial sebagai bangsa yang bermoral dan berakal budi. Hendaknya generasi muda saat ini dapat menyuguhkan transformasi sosial menuju masyarakat madani. Pola gerakan hendaknya diarahkan dalam ranah pemberdayaan masyarakat sebagai proses awal menuju masyarakat madani (civil society). Generasi muda diharapkan mampu menjadi agen transformasi sosial dan berusaha menerjemahkan basis filosofis tata kebangsaan dalam titah sumpah pemudamelalui gerakan keberadaban yang membela hak kaum lemah dan masyarakay yang selama ini dipinggirkan oleh tatanan struktural sebagai bentuk tindakan terhadap permasalahan bangsa dengan memberikan gagasan-gagasan konstruktif. Untuk itu hendaknya generasi muda dapat melihat eabah neo-liberalisme sebagai ancaman tehadap tatanan kebangsaan yang dapat mempertajam ruang konflik bagi rakyat berupa, penjarahan terhadap sumber daya alam indonesia, dan akhirnya sampai pada tahap pembentukan ruangan korpotokrasi antara pemerintah dan kapitalis yang berujung pada kita sebagai budak di negeri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar